Kisah Imam Syafi’i 4 Tahun Dalam Kandungan

Di kalangan umat islam dikenal sebagai ulama yang memiliki kelebihan dan keistimewaan dari Allah SWT. Imam Syafi’i tidak seperti manusia lain karena berada 4 tahun di dalam kandungan sebelum dilahirkan.

Tentu saja Imam Syafi’i tidak hanya berbeda dalam hal kelahirannya, melainkan kecerdasannya pun dikenal luar biasa dan sangat menginspirasi banyak orang. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup Imam Syafi’i yang terdengar menakjubkan itu? Berikut ini penjelasannya.

Imam Syafi’i tidak hanya memiliki kisah unik pada saat sudah dewasa, tapi bahkan sebelum dilahirkan. Diceritakan bahwa ada seseorang bernama Idris bin Abbas yang melakukan perjalanan bersama sang istri di Gaza, Palestina. 

Siapakah Idris bin Abbas? Ia adalah ayah dari Imam Syafi’i,sedangkan sang istri atau ibu dari putranya tersebut bernama Fatimah al-Azdiyyah. Pada saat perjalanan mereka di Gaza, tempat yang sedang terjadi peperangan; Fatimah sedang dalam posisi mengandung Imam Syafi’i sekaligus melahirkannya di sana.

Kisah Imam Syafi’i 4 Tahun Dalam Kandungan

Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi atau singkatnya Imam Asy-Syafi'i adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.

Imam Syafi’i lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 dan diberi nama oleh ayahnya yaitu Muhammad lalu dipanggil Asy-Syafi’i. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i bin Saaib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Haasyim bin Abdul Muthalib bin Abdul Manaf.

Dimasa kecil, Imam Syafi’i harus menerima goncangan karena ayahnya meninggal dunia. Lalu ia dibawa oleh sang ibu ke Makkah untuk dibesarkan di sana sebagai anak yatim. Sedari masa kecil, Imam Syafi’i sudah menunjukkan kecerdasannya, Ia pandai menghafal syair, bahasa arab dan sastra. Tidak hanya dalam hal itu, Imam Syafi’i juga mulai mempelajari hal lain

Sang ibu lalu membawa beliau ke Makkah untuk dibesarkan di sana sebagai anak yatim. Sedari masa kecil, Imam Syafi’i sudah menunjukkan kecerdasannya, ia pandai menghafal syair, bahasa arab dan sastra. 

Tidak hanya dalam hal itu, Imam Syafi’i juga mulai mempelajari hal lain yaitu ilmu fiqih dan berguru pada Muslim bin Khalid Az Zanji. Tidak berhenti di Makkah saja, karena setelahnya Imam Syafi’i memutuskan ke Madinah dan belajar fiqih pada Imam Malik bin Anas untuk mempelajari kitab Muwattha’.

Kecerdasan Imam Syafi’i kembali dibuktikan dg kemampuannya menghafal kitab tersebut hanya dalam waktu 9 hari, hingga membuat gurunya takjub.

Imam Syafi'i wafat pada malam Jum'at menjelang subuh pada hari terakhir bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 Miladiyyah pada usia 52 tahun di Fusthat, Mesir.


Sumber:

  • Biografi lengkap Imam Shafi'i Diarsipkan 2018-02-15 di Wayback Machine. (http://www.sunnah.org/publication/khulafa_rashideen/shafii.htm)
  • Biografi singkat Imam Shafi'i Diarsipkan 2019-01-13 di Wayback Machine. (http://www.haqislam.org/biographies/imam-shafiee.htm)
  • Concise Summary Imam Shafi'i (http://www.al-inaam.com/library/shaafiee.htm)